Kenaikan Air Laut Akibat Dari Perubahan Iklim

Oleh: Nurchasanah Ananda Sari

Sumber gambar: konfrontasi.com

Suhu di Bumi semakin lama semakin meningkat, tidak heran jika semakin hari air laut semakin naik. Kenaikan air laut ini disebabkan oleh es kutub yang mencair karena pemanasan global. Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di Bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di Bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi adalah akibat dari meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan.
Hasil penelitian ilmuan yang tergabung dalam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah menunjukkan bahwa suhu Planet Bumi telah meningkat sebesar 0.6o celcius. Peningkatan sebesar ini mungkin terlihat tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan peningkatan suhu cuaca harian yang tidak banyak memberikan pengaruh terhadap Bumi. Namun peningkatan suhu sebesar 0.6o celcius telah memicu pencairan es dan memicu naiknya permukaan air laut. Meluasnya wilayah air bersuhu hangat, dan melelehnya gletser juga membuat volume air laut di dunia meningkat. Jika faktor-faktor akibat pemanasan global ini berlanjut, juga dengan kecepatannya saat ini, para peneliti mengkhawatirkan bahwa naiknya permukaan laut tidak akan dapat dihindari.
Dampak kenaikan permukaan air laut telah menyebabkan tinggi air laut 20 cm lebih tinggi dari satu dekade yang lalu. Tinggi permukaan air laut akan terus meningkat selama abad ke 21, bahkan diproyeksikan akan meningkat hingga 25-58 cm. Kenaikan permukaan air laut ini mungkin terlihat kecil, namun kenaikan ini dapat menyebabkan majunya garis pantai ke daratan sehingga dermaga pelabuhan perikanan dan penahan gelombang akan tergerus gelombang akibatnya ekosistem dan wilayah yang terletak didekat pesisir pantai akan mengalami kerusakan. Selain itu, kemungkinan terburuk yang dikhawatirkan adalah menghilangnya sejumlah pulau-pulau kecil.
Freddy Numberi (2009) dalam bukunya yang berjudul “Perubahan Iklim: Implikasinya Terhadap Kehidupan di Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil” mengatakan 65 persen pulau di Indonesia sangat rentan terkena dampak kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim. Apabila prediksi Freddy Numberi benar, maka ribuan pulau Indonesia berada dalam ancaman yang sangat besar. Beberapa pihak bahkan pernah melemparkan pernyataan bahwa Pulau Bali merupakan salah satu pulau yang akan hilang di tahun 2050 akibat kenaikan permukaan air laut. Bukan hanya pulau tenggelam, sebagian wilayah pulau besar seperti Pulau Jawa juga mengalami ancaman kenaikan permukaan air laut.
Terdapat paling tidak tiga hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak hilangnya pulau-pulau di Indonesia. Pertama, pemerintah perlu membuat suatu rencana kerja dalam melakukan perlindungan pulau-pulau kecil dari bahaya tenggelam. Kedua, pemerintah harus aktif melakukan upaya adaptasi terhadap pulau-pulau kecil tersebut di dalam menghadapi bahaya kenaikan permukaan air laut. Ketiga, Indonesia perlu mengajak negara-negara pulau kecil dan negara-negara kepulauan untuk bersatu di dalam memperjuangkan agenda penyelamatan pulau-pulau kecil.

Sumber:
http://p3sdlp.litbang.kkp.go.id/index.php/home/390-kenaikan-muka-laut-indonesia-076-cm-per-tahun
http://repository.ung.ac.id/get/simlit_res/1/408/PEMANASAN-GLOBAL-Dampak-dan-Upaya-Meminimalisasinya.pdf.
http://www.dw.com/id/permukaan-laut-naik-lebih-cepat-dari-perkiraan/a-16416967
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1021105030-3-BAB%20II.pdf 

Komentar

Postingan Populer