Pencemaran Tanah

Oleh: Nurchasanah Ananda Sari

sumber gambar: haikudeck.com

Subtema: Pencemaran Tanah di Indonesia

Indonesia adalah negeri yang subur, kaya makmur. Bagaimana tidak? Indonesia dilewati oleh pertemuan tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Selain menjadi tempat pertemuan tiga lempeng, Indonesia menjadi negara yang dilalui cincin api, tentu saja hal ini membuat Indonesia menjadi negeri yang rawan gempa dan letusan gunung berapi. Menjadi negeri yang rawan bencana bukan berarti selalu menjadi negeri yang ‘sial’ karena rawan tertimpa musibah. Justru hal ini menjadi anugerah untuk Indonesia karena hal tersebut membuat negeri ini mempunyai tanah yang subur. 

Kata orang tua jaman dahulu, mudah sekali menanam tumbuhan di Indonesia. Hanya melempar bibit ke tanah, tumbuhan langsung muncul. Memiliki banyak gunung berapi membuat lahan perkebunan di Indonesia menjadi subur. Fakta di lapangan, lahan di sejumlah daerah yang terletak di sekitar daerah gunung berapi, memiliki tanah yang lebih subur dibanding lahan yang berada jauh dari gunung api. Ini dikarenakan, ketika gunung api meletus ia memuntahkan material yang dibutuhkan oleh tanah. Kandungan nutrisi tersebut dihasilkan dari adanya kegiatan vulkanisme, yang mana, ketika gunung api meletus banyak mengeluarkan abu. Awalnya abu vulkanik ini akan menutupi dan merusak kawasan pertanian dan tanaman yang tertimpa olehnya (abu vulkanik) karena suhunya panas. Kesuburan ini dapat bertahan lama, bahkan hingga puluhan tahun. Tanah yang merupakan hancuran dari bahan vulkanik memiliki banyak kandungan unsur hara yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Curah hujan yang (cenderung) teratur juga membuat tanah terjaga kesuburannya karena kebutuhan air tanah akan tercukupi sehingga pada musim kemarau tanah tidak menjadi kering. Siklus curah hujan yang teratur dan diimbangi dengan sinar matahari yang cukup menjadi alasan mengapa kondisi tanah menjadi subur. Hal ini dikarenakan keduanya, yaitu curah hujan yang cukup (cenderung teratur) dan sinar matahari yang cukup pula, menghasilkan keseimbangan siklus secara geografis dan geologis yang berpengaruh untuk membuat tanah tetap terjaga kesuburannya. 

Penyebab Tanah Tercemar

Semakin berjalannya waktu, orang-orang sudah tidak lagi memperdulikan alam. Bagi mereka, ekonomi dan bisnis adalah hal utama sedangkan alam tidak bernilai. Alam pun menjadi rusak, begitu pula dengan tanah. Tanah di Indonesia mengalami pencemaran, sebagian tanah tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Ketika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan, atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk kedalam tanah, kemudian terendap sebagai zat kimia beracun dalam tanah. Zat beracun inilah yang kemudian berdampak kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air, tanah, atau udara. Pencemaran menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburannya, mengandung zat asam tinggi, berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan. Secara umum, pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian. Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan pemukiman-pemukiman penduduk yang lain contohnya bekas botol air mineral, deterjen, dll. Limbah industri adalah limbah yang dihasilkan dari pembuangan kegiatan industri, contohnya seperti timbal, perak, khrom, arsen, boron, sedangkan limbah padatnya berupa sisa kertas, pulp, rayon, dll. Biasanya limbah industri merupakan limbah yang mengandung logam berat. Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanaman, misalnya pupuk urea pestisida pemberantas hama tanaman misalnya DDT.

Dampak Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah dapat memberikan berbagai dampak bagi kesehatan maupun ekosistem. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak bila terpapar polutan berbahaya dari tanah, seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk  paparan bahan kimia seperti kromium, benzena, PCB, siklodiena, karmabat, dll. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. 
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies  primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan  berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama

Penanganan Yang Dilakukan

Sebagai seorang saintis peran kita sangat dibutuhkan untuk memperbaiki hal-hal yang sudah rusak, memperbaiki alam sebagaimana mestinya. Penanganan dapat dilakukan dengan melakukan remediasi dan bioremediasi. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat  pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat  pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini  jauh lebih mahal dan rumit. Sedangakan bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Jika tanah menjadi subur, keseimbangan alam akan terjaga dan manfaat yang didapatkan dari Bumi pun akan optimal. Sudah seharusnya kita sebagai manusia menjaga alam untuk kelastarian makhuluk hidup.

Sumber:
https://www.academia.edu/9018528/PENCEMARAN_TANAH diakses pada tanggal 26 September 2016

Komentar

Postingan Populer